~ A R R O H I M ~

Kamis, September 25, 2008

Cerpen Renungan (3)


Mendadak Ngemis (3, Habis)

Pengemis dadakan bahagia membagikan uang untuk lebaran keluarga. Ada juga penyesalan.

SAMBIL mengisap rokok kretek, Rudi bercerita tentang keluarganya di kampung. Tuntutan dan kebutuhan hidup yang tinggi memaksanya menjadi pengemis dadakan. Ayahnya bekerja pada pengusaha tambak tidak jauh dari desanya. Ibunya membuat kerupuk dari kulit ikan yang dititipkan di warung-warung sekitar rumahnya.

Keluarga di rumah tidak tahu Rudi ke Jakarta untuk mengemis. Mereka hanya tahu Rudi bekerja serabutan selama Ramadan. "Bapak juga nggak pernah tanya-tanya saya kerja apa. Gerobak saya titipkan di desa tetangga," katanya.

Rudi mengaku sadar mengemis merupakan pekerjaan nista, atau setidaknya begitulah anggapan sebagian orang. Namun, impian memegang banyak uang pada saat hari raya tiba harus dibayar dengan kesengsaraan selama sebulan penuh.

Saat Lebaran tiba orang tua dan calon istrinya begitu gembira menerima uluran uang darinya. Wajah-wajah ceria itu membuatnya tidak merasa berat menjadi pengemis dadakan.

"Semua susah jadi lunas kalau sudah lihat keluarga bangga. Calon istri di kampung juga seneng," katanya. "Tapi saya nggak mau ngajak-ngajak orang untuk ngemis. Saya saja sudah merasa salah banget menempuh jalan ini. Jadi, nggak ngajak orang lagi." (Habis)

1 komentar:

AaTibandunk mengatakan...

Hemm..Ginmana Yaa..trharu jga ..UNtuk Keluarga Yg dicintai sampai Bgtu yaa..But tp Jngan Ngemis Doong...

Santai Yuuk



Ingin Tahu Berat Situs Anda?...Masukkan Alamat Situs Anda Pada Kotak Di Bawah Ini !...
Load Test - Submit Plus Load Test - Enter URL (60 sec):